Parkour, sebuah disiplin yang melibatkan mengatasi rintangan di lingkungan perkotaan secara efisien dan cepat, telah menjadi lebih dari sekadar olahraga ekstrem. Ini adalah seni bergerak bebas, memanfaatkan kekuatan tubuh dan pikiran untuk menaklukkan setiap hambatan yang ada, baik berupa dinding, pagar, tangga, atau bangunan. Bagi para praktisinya, atau yang disebut traceur, parkour bukan hanya tentang melewati objek fisik, melainkan juga filosofi hidup untuk mengatasi rintangan dalam segala bentuknya.
Pada hari Minggu, 20 April 2025, pukul 08.00 WIB, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, komunitas Parkour Indonesia mengadakan acara “Urban Movement Festival” yang diikuti oleh ratusan traceur dari berbagai kota. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan parkour kepada masyarakat luas sebagai aktivitas fisik yang positif dan kreatif. Dalam sambutannya, Ketua Komunitas Parkour Jakarta, Bapak Yudha Pratama, menyampaikan bahwa parkour melatih individu untuk mengatasi rintangan dengan cara yang cerdas dan aman, serta menumbuhkan kepercayaan diri. Beliau juga menyoroti bahwa dalam dua tahun terakhir, jumlah anggota komunitas parkour di Indonesia meningkat hingga 30%, menunjukkan minat yang besar.
Aspek utama dalam parkour adalah pengembangan kekuatan fisik, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi. Seorang traceur harus mampu berlari, melompat, memanjat, meluncur, dan berayun dengan presisi. Latihan rutin dan disiplin diri sangat dibutuhkan untuk menguasai teknik-teknik ini. Selain itu, aspek mental juga krusial. Parkour mengajarkan keberanian untuk menghadapi ketakutan, kemampuan untuk menganalisis risiko dengan cepat, serta kreativitas dalam menemukan jalur dan solusi terbaik. Pada 1 Mei 2025, Pusat Pelatihan Olahraga Nasional telah membuka program pelatihan dasar parkour bagi pemula, yang akan dipandu oleh instruktur bersertifikat.
Keamanan adalah hal yang paling utama dalam parkour. Para praktisi dilatih untuk memahami batas kemampuan diri dan lingkungan sekitar. Mereka tidak melakukan gerakan di luar kapasitas mereka atau di tempat yang tidak aman. Edukasi tentang keselamatan menjadi fokus utama dalam setiap sesi latihan dan gathering komunitas. Pada 1 Juni 2025, Divisi Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya juga akan bekerja sama dengan komunitas parkour untuk mengadakan lokakarya keselamatan bergerak di perkotaan, menyasar remaja dan pemuda.
Dengan filosofi yang kuat dan manfaat fisik serta mental yang besar, parkour telah membuktikan dirinya sebagai lebih dari sekadar tren. Ini adalah disiplin yang mengajarkan individu bagaimana mengatasi rintangan dengan cara yang inovatif, disiplin, dan bertanggung jawab, menjadikan kota sebagai arena bagi ekspresi gerak bebas yang inspiratif.
