Dalam bola basket modern, kemampuan guard untuk mempertahankan kecepatan penuh sambil secara drastis mengubah arah pergerakan adalah senjata yang mematikan. Keterampilan ini, yang dikenal sebagai Anatomi Dribbling Cepat, adalah inti dari serangan individu yang sukses, memungkinkan pemain melewati defender dan menciptakan ruang tembak yang terbuka. Anatomi Dribbling Cepat yang sempurna membutuhkan sinkronisasi antara footwork (gerakan kaki), kontrol bola di ujung jari, dan kekuatan otot inti (core) untuk mengendalikan inersia tubuh. Penguasaan Anatomi Dribbling Cepat ini memisahkan pemain rata-rata dari playmaker yang elite.
Aspek pertama dari Anatomi Dribbling Cepat adalah footwork yang disebut stutter step atau jab step. Gerakan ini digunakan sebelum perubahan arah, memberikan ilusi kepada defender bahwa pemain akan bergerak ke satu arah. Saat defender bereaksi, pemain dapat dengan cepat melakukan crossover (mengganti bola ke tangan lain) dengan langkah kaki yang cepat ke arah berlawanan. Kaki yang berada di luar harus segera menekan lantai untuk memberikan daya dorong, sedangkan bola dipindahkan di titik terendah pergerakan tubuh, dekat dengan lantai, agar sulit dicuri.
Kontrol bola adalah elemen kedua yang sangat penting. Selama perubahan arah, bola harus tetap berada di sisi luar tubuh. Pergelangan tangan harus kuat, dan bola harus didorong, bukan ditampar. Pemain menggunakan ujung jari dan forearm (lengan bawah) mereka, membiarkan mata tetap fokus ke lapangan, bukan ke bola. Menurut laporan dari Asosiasi Pelatih Bola Basket Indonesia (APBI) pada hari Minggu, 14 April 2025, program latihan intensif yang fokus pada dribbling buta (blind dribbling) selama $30$ menit per hari dapat meningkatkan ball control pemain hingga $20\%$ dalam waktu 6 minggu.
Selain teknik tangan dan kaki, kecepatan perubahan arah didukung oleh kekuatan core. Saat pemain melakukan euro step atau spin move, otot inti berfungsi sebagai jangkar, menstabilkan tubuh dan memungkinkan pemain melakukan pengereman dan akselerasi lateral (ke samping) dengan cepat tanpa kehilangan keseimbangan. Dribbling yang cepat di bawah tekanan tinggi sering disimulasikan dalam latihan cone drill dengan waktu respons $0.8$ detik per cone. Latihan ini, yang menguji kemampuan pemain mengubah arah pada kecepatan $20 \text{ km/jam}$, menunjukkan bahwa dribbling cepat adalah hasil dari koordinasi full-body yang dilatih secara konsisten.
